Menurut data Badan Pusat Pengelola Statistika (BPPS) pada tahun 2020, produksi buah terbanyak di Indonesia adalah buah pisang dan buah mangga. Pada tahun 2020, produksi buah pisang lebih dari 8 juta ton, produksi mangga hampir 3 juta ton. Salah satu permasalahan yang dihadapi oleh petani mangga adalah kehadiran hama dan penyakit yang menyerang baik pada buah, daun, batang maupun akarnya. Hal ini akan mereduksi jumlah produksi mangga atau bahkan membuat mangga ditolak oleh konsumen karena kekhawatiran penularan hama yang terbawa oleh buah tersebut. Padahal, terdapat setidaknya 181 varian hama yang menyerang tanaman mangga di Indonesia.
“Maka dari itu, dalam rangka membantu petani dalam mengidentifikasi hama mangga, saya bersama dengan Dr. Suputa, ahli hama tanaman dari Fakultas Pertanian UGM dengan dibantu oleh Dr. Arief Setyanto dan I Made Artha Agastya serta beberapa peneliti lainnya, mencoba membuat sebuah aplikasi mobile berbasis kecerdasan buatan untuk mengidentifikasi jenis hama pada tanaman manga,” ujar Prof. Dr. Kusrini, M.Kom dalam pidato berjudul ‘Aplikasi Artificial Intelligence untuk Membantu Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat’ saat dikukuhkan sebagai Guru Besar dalam bidang Ilmu Komputer Universitas Amikom Yogyakarta yang berlangsung di Ruang Cinema Amikom, Senin (11/10).
Menurut dosen yang juga menjabat sebagai Sekretaris Jenderal CORIS (Cooperation Research Inter University) ini, untuk meningkatkan kebermanfaatan, sosialisasi aplikasi tersebut dikemas dalam sebuah webinar budidaya tanaman mangga yang menghadirkan pakar dari Direktorat Hortikultura Kementerian Pertanian Republik Indonesia, peneliti tanaman mangga dari balai panelitian tanaman buah tropika dan ahli hama tanaman dari Universitas Gadjah Mada. Peserta yang mendaftar lebih dari 300 orang yang berasal dari 31 provinsi di Indonesia. Selain itu, aplikasi ini juga telah diunggah ke Google Playstore dengan nama ‘Mango Pest Identifier’ dan telah terdaftar di Pangkalan Data Kekayaan Intelektual dengan 5 hak cipta terkait.
Prof. Dr. M. Suyanto, M.M. selaku Rektor Universitas Amikom Yogyakarta, menyampaikan rasa syukurnya atas pencapaian jabatan akademik tertinggi kepada Prof. Dr. Kusrini, M.Kom yang saat ini juga menjabat sebagai Direktur Program Pascasarjana. Menurutnya, hal ini merupakan hadiah bagi Universitas Amikom Yogyakarta di masa susah ini. Sehingga dengan dikukuhkannya Prof. Dr. Kusrini, M.Kom menjadi Guru Besar dalam bidang Ilmu Komputer tidak hanya membanggakan Amikom, tetapi diharapkan juga bisa meningkatkan kualitas layanan kepada masyarakat. Senada dengan tema besar Dies Natalis ke-27 ini, yaitu Tumbuh Bersama Dalam Kreativitas.
Mengakhiri pidatonya, Prof. Dr. Kusrini, M.Kom berharap semoga hasil dari penelitian-penelitian tersebut tidak hanya berhenti dalam bentuk laporan ataupun sekedar publikasi ataupun hak cipta. Lebih lanjut, ia menuturkan bahwa kebahagiaan seorang peneliti adalah ketika penelitiannya dapat dimanfaatkan secara langsung oleh masyarakat, dapat membantu berbagai permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat, dan dapat menginspirasi peneliti lain. Sehingga lebih banyak karya yang dapat dinikmati oleh sesama. “Saya menyadari untuk membuat sebuah karya yang memiliki makna, membutuhkan banyak tangan dari banyak bidang. Pada akhirnya, kata kolaborasilah yang menjadi kunci agar karya kita menjadi lebih berarti,” pungkasnya.